Foto: Kominfo
Teknologi.id – Sistem
electronic Health Alert Card (eHAC) dikabarkan menjadi bagian dari
aplikasi PeduliLindungi yang digunakan pemerintah untuk berbagai keperluan
testing dan tracing dan lainnya.
Hal ini dinyatakan oleh Anas
Ma'ruf, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
setelah muncul adanya dugaan kebocoran data dari sistem eHAC
tersebut.
Anas juga menyatakan pemerintah
sedang mencari potensi pelanggaran atas sistem tersebut. Ia mengatakan potensi
cacat itu ada di versi aplikasi sebelumnya, yang belum digunakan sejak 2 Juli
lalu.
Anas meminta masyarakat untuk
menghapus aplikasi lama dan mengatakan pelanggaran itu mungkin berasal dari
mitra Kemenkes.
Dia mengatakan sistem eHAC saat ini dikelola oleh pemerintah dan dia menjanjikan keamanannya.
Baca juga: AirAsia Ride Hadir di Malaysia, Bagaimana dengan Indonesia?
Kebocoran data itu diungkap
oleh tim peneliti dari vpnMentor, Noam Rotem dan Ran Locar. Mereka
menyatakan sudah menemukan kebocoran itu sejak 15 Juli lalu.
Noam dan Ran juga mengontak
Kemenkes serta pihak-pihak terkait sejak 21 Juli tetapi tidak ada tanggapan.
Laporan keduanya baru ditanggapi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada
22 Agustus lalu.
Dua hari kemudian BSSN kemudian
menonaktifkan peladen (server) eHAC versi lama.
"Menurut vpnMentor kebocoran data itu bisa mengancam individu seperti warga Indonesia atau asing karena data identitas mereka bisa disalahgunakan oleh peretas, seperti membobol akun rekening bank dan kartu kredit.
Baca juga: LinkedIn Stories akan Dihapus Bulan September, ini Sebabnya
Pemerintah sudah meninggalkan
penggunaan aplikasi eHAC sejak Juli 2021. Setelah itu, beralih dengan
memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi.
Untuk itu, disampaikan Anas, agar
masyarakat kini mengunduh PeduliLindungi dan melakukan update
ke versi terbaru agar tingkat keamanannya meningkat.
"Sebagai langkah mitigasi,
maka eHAC yang lama sudah dinonaktifkan. Saat ini, eHAC tetap dilakukan tetapi berada
di dalam PeduliLindungi. Sekali lagi eHAC yang digunakan itu di dalam
PeduliLindungi," ungkapnya menegaskan.
Untungnya, Anas mengatakan
data di aplikasi eHAC yang lama tidak terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi.
Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika
(Menkominfo) Johnny G. Plate, menyatakan jika data pengguna eHAC yang saat
ini terintegrasi di aplikasi PeduliLindungi dinyatakan masih aman.
Adapun data-data yang dikabarkan
bocor dan terekspos adalah nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto
pribadi, nomor induk kependudukan, nomor passport, hasil tes Covid-19,
identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa data lainnya.
(fpk)
Tinggalkan Komentar